5 Teori Asal Usul Kehidupan yang mencengangkan, Siapa Tokoh Pencetusnya? Simak di sini!

Sekdik.com – “Artikel ini membahas berbagai teori tentang asal usul kehidupan di Bumi, mulai dari hipotesis ilmiah seperti abiogenesis, teori evolusi, hingga pandangan filosofis dan religius. Dengan menggali sejarah, eksperimen, dan penemuan ilmiah, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kehidupan mungkin bermula dan berkembang di planet kita. Temukan sudut pandang menarik dan fakta-fakta ilmiah terkini yang menjelaskan misteri terbesar umat manusia.

Jika kita sebagai kaum intelektual berusaha untuk mengetahui asal-usul kehidupan tidaklah berarti ingin membuka tabir kuasa Ilahi, melainkan semata-mata untuk mengembangkan rasa keingintahuan kita sesuai dengan kelebihan yang dikaruniakan-Nya kepada kita yang berupa akal dan budi.

Ilmu Pengetahuan Alam termasuk di dalamnya Biologi, tetap mempunyai faktor-faktor pembatas di mana banyak hal-hal yang sampai saat ini tidak kuasa untuk dipecahkan.

Sebenarnya dengan dasar besarnya rasa ingin tahu dari kaum cerdik pandai, dalam memperhatikan dan menyelidiki rahasia alam ini ditemukan hal-hal yang justru dapat menambah keyakinan kita akan adanya sesuatu yang Maha Besar, Maha Pengatur, dan pada akhirnya akan dapat menambah ketaqwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia telah lama mempelajari bagaimana, kapan, dan di mana kehidupan berasal. Bagaimana caranya berbagai jenis hewan dan tumbuhan tercipta. Pada artikel ini akan dibahas beberapa teori ilmiah tentang hal-hal kehidupan ini dan bukti-bukti yang mendasarinya.

5 Teori Asal Usul Kehidupan Bagaimana Kehidupan ini dimulai

Salah satu teori tentang asal-usul bumi mengatakan bahwa bumi ini berasal dari kondensasi material-material gas yang sangat panas atau sebagai massa yang telah meleleh, kedua hal tersebut tercipta dari benda-benda angkasa yang lain. Lalu menjadi dingin secara perlahan-lahan, volumenya berkurang dan bersamaan dengan itu terbentuklah atmosfer yang menghasilkan air.

Air mengisi lekukan-lekukan permukaan bumi dan terbentuklah lautan, yang mungkin pada mulanya sangat panas. Batuan tertua yang muncul ke permukaan merupakan menunjukkan aktivitas vulkanik yang besar pada daratan-daratan yang muncul ke permukaan.

Kehidupan seperti yang kita ketahui sekarang tidak mungkin ada sampai air dan daratan menjadi dingin. Hal ini berarti bahwa pada saat itu di bumi belum ada kehidupan.

Bagaimana kehidupan dimulai? Ada beberapa teori yang bersifat prinsip tentang asal-usul kehidupan, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Generatio Spontane

Teori Generatio Spontane

Dahulu, sebelum abad ke 17, orang percaya bahwa kehidupan berasal berulang-ulang dari bahan yang tidak hidup dan terjadi secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya. Faham ini disebut juga abiogenesis, artinya: makhluk hidup berasal dari benda mati, diperolopori ARISTOTELES (384 — 322 SM).

Faham ini di antaranya menyebutkan, bahwa:

  • Belut terbentuk dari lumpur.
  • Cacing terbentuk dari tanah.
  • Paramaecium terbentuk dari jerami.
  • Lalat terbentuk dari bahan-bahan yang membusuk.

Ketika mikroskop pertama-kalinya ditemukan, mereka melihat bahwa mikroorganisme umumnya terdapat di dalam bahan yang membusuk, oleh karena itu wajar kalau kemudian mereka mengira bahwa mikroorganisme terbentuk dari bahan yang membusuk.

Sekarang kita mengetahui bahwa sebetulnya mikroorganismelah yang menyebabkan bahan menjadi busuk, dan bukan sebaliknya.

Penemuan dan pengamatan mikroskop untuk pertama kalinya oleh Anthony Van Leeuwenhoek (1632 – 1723) melahirkan suatu teori yang menyatakan bahwa mikroorganisme dapat berasal dari bukan makhluk hidup secara langsung.

Pendapat ini diperkuat oleh John T. Needham dengan suatu percobaan: “jerami kering direndam dalam air”.

Setelah beberapa hari muncullah mikroorganisme itu dalam air rendaman jerami. Kemudian John T. Needham berpendapat bahwa: “Setiap zat organik mengandung daya hidup yang akan menjadi kehidupan“.

Selengkapnya baca: Teori Generatio Spontanea: Sejarah, Kontroversi, dan Relevansinya dalam Biologi

2. Teori Penciptaan Khusus (Special Creation)

Teori Penciptaan Khusus (Special Creation)

Sampai pertengahan abad ke 19 umumnya orang menganggap bahwa kehidupan telah diciptakan oleh suatu tenaga super-natural dalam satu kali atau rangkaian interval, atau setiap spesies dianggap telah diciptakan secara terpisah, sendiri-sendiri.

Teori ini dikemukakan oleh LINNAEUS (1707 — 1778) dan CUVIER (1769 — 1832). Teori LINNAEUS menyebutkan bahwa: “Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini, dahulu dengan serentak diciptakan di atas bumi hanya oleh satu ciptaan saja“.

Sedangkan teori, CUVIER menyebutkan bahwa: “Tiap-tiap periode dari sejarah bumi mungkin selalu diakhiri dengan bencana yang memusnahkan hampir semua makhluk hidup. Sehabis berlangsungnya suatu bencana, diciptakan lagi makhluk hidup baru yang lain dari makhluk hidup sebelumnya”.

Baca lebih detail: Teori Penciptaan Khusus (Special Creation)

3. Teori Kosmozoa

Teori Kosmozoa

Teori ini mengatakan bahwa kehidupan yang ada di bumi berasal dari suatu sumber lain di jagat raya. Awal kehidupan ini berbentuk spora dan diduga mencapai bumi secara tidak sengaja dari planet ke planet. Konsep ini disebut panspermia.

Pendapat tentang asal-usul kehidupan yang senada dengan teori Kosmozoa adalah dari JULIAN HUXLEY. Beliau mengemukakan bahwa: “Kehidupan mungkin dibawa ke bumi dari suatu tempat dalam alam semesta, yaitu dari. bagian dalam meteorit“.

Selengkapnya baca: Teori Kosmozoa: Asal-Usul Kehidupan di Bumi

4. Teori Omne Vivum Ex Ovo, Omne Ovum Ex Vivo

Omne Vivum Ex Ovo, Omne Ovum Ex Vivo, artinya bahwa “adanya kehidupan berasal dari telur, dan adanya telur berasal dari kehidupan“. Teori ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Omne Vivum Ex Ovo

Omne Vivum Ex Ovo

Fansesco Redi (1626 – 1697), seorang ahli biologi bangsa Italia membuktikan bahwa larva lalat (belatung) bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang diletakkan oleh lalat pada daging busuk tersebut. Hal ini membuktikan bahwa: “adanya kehidupan berasal dari telur” (Omne Vivum Ex Ovo).

b. Omne Ovum Ex Vivo

Omne Ovum Ex Vivo

ABBE LAZZARO SPALLANZANI (1729 – 1799) seorang ahli berkebangsaan Italia membantah pendapat Needham dan membuktikannya dengan percobaan bahwa telur tak akan mungkin terjadi tanpa adanya kehidupan.

Percobaannya menggunakan air kaldu yang dipanaskan di dalam botol, segera ditutup rapat dan didinginkan. Ternyata air kaldu itu tidak mengalami kekeruhan, hal ini berarti tidak muncul suatu kehidupan.

c. Omne Vivum Ex Vivo

Omne Vivum Ex Vivo

LOUIS PASTEUR (1822 – 1895) seorang ahli biologi berkebangsaan Perancis melanjutkan percobaan Spallanzani dan menyimpulkan bahwa: “Untuk dapat terjadi suatu kehidupan harus ada kehidupan sebelumnya“. Teori ini disebut juga teori biogenesis, yaitu sesuatu yang hidup berasal dari yang hidup juga.

5. Teori Asal-Usul Kehidupan Menurut Biologi Modern

Teori Asal-Usul Kehidupan Menurut Biologi Modern

Berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa bahan terpenting bagi kelangsungan hidup organisme adalah protein. Komponen utama dari protein adalah senyawa karbon-nitrogen. Oleh karena itu sangatlah wajar bila HAECKEL (1900) menyatakan bahwa bentuk-bentuk yang paling sederhana dari protoplasma makhluk hidup haruslah timbul dari senyawa karbon-nitrogen yang tak hidup, melalui suatu proses abiogenesis. Teori ini kemudian lebih dikenal dengan teori kimiafisika.

Terbentuknya bahan kehidupan menurut teori Kimiafisika, pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli biokimia bangsa Rusia, yaitu DR. A.I. OPARIN (1924).

OPARIN mengatakan bahwa: “Jasad hidup terbentuk dari senyawa kimia dalam laut pada masa di mana atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas“.

Pendapat ini didukung oleh DR. J.B.S. HALDANE dari Inggris yang berpendapat bahwa dari methan, amonia dan air (dalam bentuk uap) akan terbentuk bermacam-macam bahan organik, yaitu gula dan beberapa bahan yang dapat membentuk protein.

Bahan-bahan organik ini dapat terbentuk dengan adanya panas dari berbagai sumber energi. Menurut DR. HAROLD UREY, energi terbesar yang memungkinkan terbentuknya bahan-bahan organik dari methan, amonia, hidrogen dan uap air adalah sinar ultra violet.

UREY mengatakan bahwa: “Sinar ultra violet dalam atmosfer yang dapat sampai pada permukaan bumi pada jaman dahulu jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan saat ini”.

Kilatan listrik, merupakan sumber energi berikutnya, berupa halilintar yang terjadi dekat permukaan bumi. Setiap senyawa organik yang terbentuk dapat langsung dipindahkan ke lautan atau ke permukaan bumi melalui air hujan.

Pada tahun 1953, STAINLEY MILLER, di Universitas Chicago, melakukan percobaan untuk menguji hipotesis yang dikemukakan oleh OPARIN, HALDANE dan UREY tentang asal-usul kehidupan menurut teori kimiafisika.

Dengan suatu alat yang dirancang secara khusus, dengan menggunakan sumber energi berupa kilatan listrik dari elektroda sebagai pengganti halilintar, MILLER mendapatkan bahwa dengan diberikannya kilatan listrik pada campuran CH4, NH3, H2, dan H2O akan terbentuk beberapa jenis asam amino, yaitu: asam aspartat, asam glutamat, gliserin, alanin, dan asam amino butirat yang semuanya merupakan gugus pembentuk molekul protein.

Perangkat percobaan Miller

Percobaan MILLER membuat zat organik sederhana (asam amino) dari gas methan, amonia, hidrogen, dan uap air.

Air di dalam bola kaca dipanaskan sampai mendidih, uap air yang terbentuk naik dan bercampur dengan gas-gas lainnya: CH4, NH3, H2, (3) di dalam ruang api.

Elektroda dihubungkan dengan aliran listrik, sehingga terbentuk loncatan bunga api. Loncatan bunga api akan menyebabkan campuran gas saling bereaksi.

Hasil reaksi turun melewati alat pendingin ke tempat penampung. Hasil reaksi ini adalah asam amino, yang diduga merupakan bahan dasar kehidupan.

Baca lebih detail mengenai Teori Asal-Usul Kehidupan Menurut Biologi Modern.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *