Jika engkau menyerahkan kebahagiaanmu pada kata-kata orang lain

“Jika engkau menyerahkan kebahagiaanmu pada kata-kata orang lain, engkau sedang memberikan kendali hidupmu kepada mereka.”Epictetus

Jika engkau menyerahkan kebahagiaanmu pada kata-kata orang lain

Engkau tidak bisa mengendalikan lidah orang lain, tetapi engkau mampu mengendalikan hatimu agar tidak terikat oleh kata-kata mereka”

Bacaan Lainnya

Jika seseorang menyerahkan kebahagiaannya pada kata-kata orang lain, ia sedang menukar kedaulatan batin dengan penilaian yang rapuh.

Epictetus pernah menekankan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan apa yang orang lain pikirkan atau ucapkan, tetapi ia sepenuhnya berkuasa atas bagaimana ia menanggapi hal itu.

Gagasan ini menunjukkan bahwa kebebasan sejati bukanlah sekadar bebas dari ikatan luar, melainkan bebas dalam ruang batin sebuah kekuatan untuk tidak membiarkan nilai diri diguncang oleh ucapan yang datang dari luar.

Maka, keberanian dalam hidup bukanlah hanya soal melawan dunia, tetapi tentang menjaga agar jiwa tidak tunduk pada angin penilaian yang berubah-ubah.

Dalam Enchiridion, Epictetus menegaskan bahwa kebahagiaan bukan ditentukan oleh hal-hal eksternal, melainkan oleh penilaian yang kita bentuk tentang hal itu.

Dari sini kita dapat memahami bahwa menyerahkan kebahagiaan pada kata-kata orang sama saja dengan membiarkan penilaian diri dipinjamkan kepada pihak lain.

Hal ini membuat kita kehilangan arah, sebab ukuran baik dan buruk tidak lagi ditentukan oleh kebijaksanaan batin, melainkan oleh suara luar yang seringkali tidak memahami hakikat kita.

Justru dengan menata pikiran dan menakar ucapan berdasarkan prinsip rasional, manusia dapat menemukan keteguhan yang tidak terguncang oleh kritik ataupun pujian. Maka, kesadaran untuk menjaga kendali batin adalah bentuk kearifan yang membuat manusia tetap utuh di tengah hiruk-pikuk pandangan sosial.

Epictetus memberikan gagasan bahwa kebahagiaan sejati lahir dari keselarasan antara akal dan tindakan, bukan dari kesan yang diberikan orang lain.

Jika seseorang membiarkan hidupnya dikendalikan oleh kata-kata luar, maka ia sesungguhnya sedang kehilangan harmoni dengan dirinya sendiri. Sebaliknya, ketika ia berani menegaskan bahwa kebahagiaan lahir dari sikap, pilihan, dan pertimbangan akal sehat, maka ia tidak lagi mudah digoyahkan.

Inilah pelajaran yang sederhana tetapi mendalam: menjaga kendali batin adalah menjaga kebebasan, dan menjaga kebebasan berarti melindungi martabat manusia. Dengan demikian, kebahagiaan bukan hadiah dari orang lain, melainkan buah dari kebijaksanaan diri yang setia pada prinsipnya.

Pos terkait