sekdik.com – Pendidikan Bahasa Indonesia di jenjang SMA/MA terus mengalami pembaruan seiring implementasi Kurikulum Merdeka.
Salah satu inovasi penting dalam kurikulum ini adalah penerapan pendekatan Deep Learning, yaitu pembelajaran mendalam yang menekankan pada pemahaman konseptual, berpikir kritis, dan penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mendukung hal tersebut, guru memerlukan perangkat ajar yang terstruktur dan selaras dengan capaian pembelajaran (CP).
Artikel ini mengulas secara lengkap perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia untuk kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka, mencakup prinsip, komponen, contoh implementasi, serta strategi pengembangannya.
Download Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/MA
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia untuk Kelas 11 SMA/MA berdasarkan kelasnya, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
- Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
- Capaian Pembelajaran (CP)
- Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
- Modul Ajar (MA)
- Prota
- Promes
Konsep Pembelajaran Deep Learning dalam Bahasa Indonesia
Pendekatan Deep Learning tidak sekadar menuntut siswa menghafal teori atau definisi bahasa, tetapi mengajak mereka memahami makna, struktur, dan konteks penggunaan bahasa.
Menurut teori pendidikan konstruktivistik, pembelajaran yang bermakna terjadi saat siswa mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman nyata.
Dalam konteks Bahasa Indonesia, Deep Learning berfokus pada tiga aspek utama:
- Kognitif Mendalam (Cognitive Depth):
Siswa diajak menafsirkan teks secara kritis, memahami ide utama, dan mengidentifikasi nilai-nilai sosial dalam karya sastra. - Koneksi Kontekstual (Contextual Learning):
Materi pembelajaran dikaitkan dengan fenomena sosial, budaya, dan digital yang dekat dengan kehidupan remaja. - Refleksi dan Kreativitas (Reflective Thinking):
Peserta didik dilatih menulis, berdiskusi, dan berargumentasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan logis.
Pendekatan ini juga mendukung pengembangan Profil Pelajar Pancasila, khususnya dalam aspek berpikir kritis, gotong royong, dan komunikasi efektif.
Prinsip Pengembangan Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan dokumen yang membantu guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
Dalam Kurikulum Merdeka, pengembangannya didasarkan pada prinsip fleksibilitas, relevansi, dan keterpaduan antar komponen.
Beberapa prinsip utama pengembangan perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia kelas 11 meliputi:
- Berorientasi pada Capaian Pembelajaran (CP):
Semua kegiatan dan asesmen harus selaras dengan CP Bahasa Indonesia kelas 11 yang mencakup kemampuan berbahasa reseptif dan produktif. - Berbasis Proyek dan Refleksi:
Pembelajaran diarahkan pada kegiatan yang menuntut siswa berpikir mendalam, seperti proyek analisis teks, penulisan kreatif, dan debat akademik. - Integrasi Literasi dan Numerasi:
Penggunaan data, grafik, dan sumber digital menjadi bagian dari proses pembelajaran bahasa yang kontekstual. - Penguatan Nilai dan Karakter:
Setiap kegiatan dirancang untuk mengembangkan nilai-nilai moral, etika berbahasa, dan kepedulian sosial.
Komponen Perangkat Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar terdiri atas beberapa dokumen utama yang saling terintegrasi:
- Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):
ATP menggambarkan urutan kompetensi dan indikator yang harus dicapai siswa sepanjang satu fase pembelajaran. Contoh:- Menganalisis struktur teks eksposisi.
- Menulis teks editorial dengan argumentasi logis.
- Mengevaluasi isi dan gaya bahasa dalam karya sastra modern.
- Modul Ajar:
Modul ajar menjadi panduan lengkap berisi kegiatan pembelajaran, asesmen, dan media pendukung. Struktur modul ajar mencakup:- Tujuan Pembelajaran
- Profil Pelajar Pancasila
- Kegiatan Pembelajaran (Pendahuluan, Inti, Penutup)
- Asesmen Formatif dan Sumatif
- Refleksi Guru dan Peserta Didik
- Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5):
Pada kelas 11, proyek P5 dapat dikaitkan dengan tema “Kearifan Lokal” atau “Suara Demokrasi”, di mana siswa memproduksi teks opini, film pendek, atau artikel jurnalistik tentang isu sosial. - Instrumen Penilaian dan Rubrik:
Guru perlu menyiapkan rubrik penilaian yang mengukur kemampuan berpikir kritis, ketepatan bahasa, dan kreativitas siswa dalam menulis dan berbicara.
Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 11
Berdasarkan dokumen resmi Kurikulum Merdeka 2025/2026, capaian pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 11 mencakup dua domain utama:
- Berbahasa Reseptif:
- Memahami informasi tersurat dan tersirat dalam teks argumentatif, naratif, dan sastra.
- Menilai keefektifan struktur dan bahasa teks dalam berbagai konteks sosial.
- Berbahasa Produktif:
- Menyusun teks opini dan editorial yang logis dan berbasis data.
- Menampilkan kemampuan berbicara dan berdiskusi dengan bahasa yang santun dan meyakinkan.
Capaian ini diukur melalui asesmen formatif (selama proses) dan sumatif (akhir fase), dengan penekanan pada proses berpikir mendalam dan penerapan nyata.
Strategi Penerapan Deep Learning dalam Pembelajaran
Guru memiliki peran penting sebagai fasilitator yang menuntun siswa mencapai pemahaman mendalam. Beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:
- Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning):
Siswa dihadapkan pada isu sosial yang menuntut analisis kritis, misalnya hoaks digital atau etika berbahasa di media sosial. - Diskusi Kritis dan Debat Terstruktur:
Mengasah kemampuan berpikir logis dan berbicara argumentatif dengan bahasa yang sesuai kaidah. - Literasi Digital Terpadu:
Menggunakan sumber daring terpercaya sebagai referensi untuk menulis artikel ilmiah atau opini. - Refleksi dan Portofolio:
Siswa menulis jurnal reflektif mengenai perkembangan kemampuan berbahasa mereka selama semester.
Pendekatan ini sejalan dengan penelitian Balitbang Kemendikbud (2024) yang menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan reflektif dapat meningkatkan literasi membaca hingga 32% pada peserta didik SMA.
Contoh Struktur Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 11
Judul Modul: Membangun Argumentasi dalam Teks Editorial
Fase: Fase F (Kelas XI)
Alokasi Waktu: 6 JP
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial serta menulis teks editorial dengan argumen yang logis dan bukti yang valid.
Kegiatan Inti:
- Menganalisis contoh teks editorial dari media massa.
- Diskusi kelompok mengenai struktur argumentasi.
- Menulis teks editorial bertema isu sosial lokal.
- Presentasi hasil tulisan di depan kelas.
Asesmen:
- Rubrik analisis teks (kognitif)
- Penilaian menulis (produktif)
- Refleksi pribadi (afektif)
Integrasi dengan Teknologi Pembelajaran
Kurikulum Merdeka mendorong integrasi teknologi dalam setiap kegiatan belajar. Guru dapat menggunakan platform digital seperti:
- Google Classroom atau Moodle untuk mengelola tugas dan umpan balik.
- ChatGPT atau Perplexity sebagai alat bantu eksplorasi ide menulis dan analisis bahasa.
- Aplikasi Canva dan Padlet untuk presentasi kreatif dan kolaboratif.
Dengan pemanfaatan teknologi, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih interaktif dan sesuai dengan kebutuhan generasi digital.
Manfaat Perangkat Ajar Deep Learning bagi Guru dan Siswa
Penerapan perangkat ajar yang terstruktur memberikan manfaat signifikan:
- Bagi Guru:
- Memudahkan perencanaan pembelajaran yang efisien.
- Menjamin ketercapaian CP dan keterpaduan antar topik.
- Menjadi dokumen akuntabilitas dalam supervisi akademik.
- Bagi Siswa:
- Mendorong kemandirian belajar dan refleksi diri.
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
- Mengembangkan keterampilan komunikasi lintas konteks.
Perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia kelas 11 SMA/MA Kurikulum Merdeka bukan sekadar dokumen administratif, tetapi alat pedagogis yang mengubah cara guru dan siswa memahami bahasa.
Melalui pembelajaran yang mendalam, kontekstual, dan reflektif, peserta didik tidak hanya menjadi pengguna bahasa yang cakap, tetapi juga warga bangsa yang berpikir kritis dan beretika.
Guru diharapkan terus memperbarui perangkat ajar sesuai perkembangan ilmu, budaya, dan teknologi agar pembelajaran Bahasa Indonesia tetap relevan, inspiratif, dan bermakna.






