sekdik.com – Dalam era digital dan pembelajaran abad ke-21, guru dituntut untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
Salah satu inovasi terbaru yang mendukung hal ini adalah penggunaan perangkat ajar Deep Learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 6 SD/MI.
Konsep ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka, yang berfokus pada pembelajaran diferensiatif, berbasis kompetensi, dan berorientasi pada pengembangan karakter siswa.
Perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia bukan hanya kumpulan materi dan asesmen, tetapi juga pendekatan sistematis untuk melatih siswa berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif.
Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian, komponen, manfaat, serta contoh penerapan perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI sesuai dengan Kurikulum Merdeka 2025.
Download Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia untuk Kelas 6 SD/MI berdasarkan kelasnya, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
- Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
- Capaian Pembelajaran (CP)
- Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
- Modul Ajar (MA)
- Prota
- Promes
Konsep Perangkat Ajar Deep Learning
Perangkat ajar merupakan seperangkat dokumen pembelajaran yang memandu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar tidak lagi bersifat kaku, tetapi fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan siswa.
Deep Learning dalam pendidikan bukan berarti menggunakan teknologi kecerdasan buatan, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach) yang mengajak siswa memahami konsep secara menyeluruh, bukan sekadar menghafal fakta.
Dengan metode ini, siswa diajak untuk mengaitkan pengalaman belajar dengan konteks kehidupan nyata, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih bermakna.
Menurut penelitian dari Hattie (2020) tentang Visible Learning, pembelajaran mendalam dapat meningkatkan efektivitas belajar hingga 0,7 effect size, yang berarti berdampak signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Tujuan Penggunaan Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia
Tujuan utama pengembangan perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia adalah:
- Meningkatkan kemampuan literasi dan komunikasi siswa.
- Mendorong siswa berpikir kritis dan reflektif terhadap teks.
- Mengembangkan kreativitas dalam menyusun teks naratif, deskriptif, maupun argumentatif.
- Membentuk karakter pembelajar mandiri dan kolaboratif sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
- Mempermudah guru dalam merancang pembelajaran yang berdiferensiasi dan terukur.
Dengan perangkat ajar ini, guru memiliki panduan terstruktur namun fleksibel untuk mencapai Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP) Bahasa Indonesia di Kelas 6 SD/MI.
Struktur Lengkap Perangkat Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI
Perangkat ajar Deep Learning ini disusun berdasarkan prinsip Kurikulum Merdeka, dengan struktur utama sebagai berikut:
1. Capaian Pembelajaran (CP)
Menjelaskan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa di akhir fase B (Kelas 4–6 SD). Dalam Bahasa Indonesia, capaian utamanya meliputi kemampuan berbahasa lisan dan tulis, berpikir kritis terhadap teks, serta kemampuan memahami makna dan konteks bahasa.
2. Tujuan Pembelajaran (TP)
Setiap kegiatan belajar diarahkan pada pencapaian TP yang spesifik dan terukur. Misalnya, siswa dapat menyusun teks laporan hasil pengamatan menggunakan struktur dan kaidah kebahasaan yang tepat.
3. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
ATP menggambarkan urutan logis dari setiap tujuan pembelajaran. Misalnya, dari kemampuan memahami isi teks → menganalisis struktur teks → menyusun teks mandiri.
4. Modul Ajar
Modul ajar berisi langkah-langkah pembelajaran lengkap mulai dari pendahuluan, inti, hingga penutup. Dalam pembelajaran Deep Learning, modul ajar dilengkapi dengan aktivitas berbasis proyek, diskusi reflektif, serta asesmen formatif yang berkelanjutan.
5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD dirancang untuk mendorong eksplorasi ide, menulis kreatif, dan berpikir kritis. Setiap lembar kerja mencakup aktivitas literasi seperti menafsirkan makna teks sastra, menulis esai pendek, dan mempresentasikan hasil karya.
6. Asesmen dan Rubrik Penilaian
Asesmen mencakup penilaian formatif dan sumatif. Guru dapat menggunakan rubrik kinerja untuk menilai aspek pemahaman, struktur teks, serta kemampuan berargumentasi siswa.
7. Refleksi dan Umpan Balik
Bagian ini membantu guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Deep Learning menekankan refleksi sebagai bagian penting dalam membentuk pemahaman yang mendalam.
Strategi Pembelajaran Berbasis Deep Learning
Agar perangkat ajar ini efektif, guru perlu mengintegrasikan beberapa strategi berikut:
- Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Guru menyajikan permasalahan nyata, misalnya isu lingkungan atau sosial, untuk dipecahkan melalui analisis teks dan pembuatan karya tulis. - Kolaboratif dan Reflektif
Siswa diajak berdiskusi dalam kelompok, berbagi pendapat, dan melakukan refleksi terhadap hasil kerja. - Pendekatan Literasi Digital
Guru menggunakan sumber digital seperti e-book, artikel berita, dan video pembelajaran untuk memperkaya pemahaman siswa terhadap teks. - Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Siswa menghasilkan karya akhir seperti buku mini, podcast, atau majalah sekolah yang memuat hasil tulisan mereka. - Diferensiasi Pembelajaran
Setiap siswa diberikan tugas sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip inklusivitas Kurikulum Merdeka.
Contoh Tema Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 6
Berikut beberapa contoh tema yang bisa diterapkan dalam perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia:
- Tema 1: Menjaga Lingkungan Sekolahku
- Teks deskriptif tentang lingkungan bersih.
- Proyek menulis artikel kampanye kebersihan.
- Tema 2: Tokoh Inspiratif di Sekitarku
- Membaca biografi tokoh lokal.
- Menulis teks biografi sederhana.
- Tema 3: Cerita Rakyat Nusantara
- Menganalisis struktur teks naratif.
- Menulis ulang cerita rakyat dengan gaya modern.
- Tema 4: Peristiwa Alam di Sekitarku
- Menulis laporan hasil observasi.
- Membuat poster informasi kebencanaan.
Manfaat Perangkat Ajar Deep Learning bagi Guru dan Siswa
Bagi guru, perangkat ajar ini menjadi alat bantu dalam merancang pembelajaran efektif dan efisien. Guru dapat dengan mudah mengintegrasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, seperti gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Bagi siswa, manfaatnya lebih luas:
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan literasi.
- Membentuk karakter mandiri dan reflektif.
- Mendorong kemampuan berkomunikasi efektif dalam konteks akademik dan sosial.
- Meningkatkan motivasi belajar karena kegiatan lebih kontekstual dan menarik.
Data dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmendik 2024) menunjukkan bahwa siswa yang belajar menggunakan perangkat ajar berbasis proyek dan refleksi mengalami peningkatan pemahaman teks hingga 32% lebih baik dibanding pembelajaran konvensional.
Implementasi dalam Kurikulum Merdeka
Perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI sangat relevan dengan semangat Kurikulum Merdeka, yang menekankan fleksibilitas dan kebebasan guru dalam memilih metode pembelajaran. Guru dapat menyesuaikan alur pembelajaran dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa.
Selain itu, perangkat ajar ini dapat diintegrasikan dengan platform digital seperti Merdeka Mengajar, yang menyediakan fitur perencanaan, asesmen, serta pelatihan bagi guru.
Perangkat ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 6 SD/MI adalah solusi inovatif untuk menghadirkan pembelajaran bermakna, kontekstual, dan sesuai dengan tuntutan abad ke-21.
Dengan memadukan pendekatan Kurikulum Merdeka dan prinsip pembelajaran mendalam, siswa tidak hanya memahami isi teks, tetapi juga mampu mengekspresikan gagasan secara kritis dan kreatif.
Guru dapat menggunakan perangkat ini sebagai panduan lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, proses belajar Bahasa Indonesia menjadi lebih menyenangkan, reflektif, dan berdampak nyata pada pengembangan karakter siswa.






