Perangkat Ajar Deep Learning Seni Tari Terlengkap

Perangkat Ajar Deep Learning Seni Tari

sekdik.com – Pendidikan seni di Indonesia terus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi pedagogis. Salah satu pendekatan mutakhir yang kini diterapkan dalam pembelajaran Seni Tari adalah Deep Learning, sebuah metode pembelajaran mendalam yang menekankan pemahaman konseptual, refleksi kritis, dan kreativitas peserta didik.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar Deep Learning Seni Tari menjadi fondasi penting bagi guru untuk menciptakan proses belajar yang adaptif, kolaboratif, dan berpusat pada siswa.

Bacaan Lainnya

Artikel ini mengulas secara komprehensif tentang Perangkat Ajar Deep Learning Seni Tari Terlengkap Kurikulum Merdeka, mencakup struktur perangkat ajar, prinsip penerapannya, strategi pembelajaran, serta kaitannya dengan Capaian Pembelajaran (CP) dan Profil Pelajar Pancasila.

Download Perangkat Ajar Deep Learning Seni Tari

Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Deep Learning Seni Tari berdasarkan kelasnya, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:

SD

  • Kelas 1 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 2 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 3 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 4 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 5 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 6 ( UNDUH DI SINI )

SMP

  • Kelas 7 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 8 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 9 ( UNDUH DI SINI )

SMA

  • Kelas 10 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 11 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 12 ( UNDUH DI SINI )

Konsep Dasar Deep Learning dalam Pendidikan Seni Tari

Deep Learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar pembelajaran mesin, tetapi strategi pedagogis yang mengajak siswa untuk memahami secara mendalam makna, nilai, dan teknik seni yang mereka pelajari. Dalam Seni Tari, konsep ini mengacu pada tiga ranah utama:

  1. Ranah Kognitif (Pemahaman Konseptual):
    Peserta didik diajak memahami makna gerak, ritme, dan ekspresi dalam tarian secara ilmiah dan filosofis. Mereka tidak hanya meniru gerakan, tetapi juga memahami nilai budaya dan makna simboliknya.
  2. Ranah Afektif (Penghayatan dan Sikap):
    Pembelajaran mendalam menumbuhkan empati dan rasa hormat terhadap kekayaan budaya lokal dan nasional. Siswa belajar bahwa tarian bukan hanya estetika, tetapi juga warisan identitas bangsa.
  3. Ranah Psikomotorik (Keterampilan dan Kreativitas):
    Melalui latihan berulang dan eksplorasi, siswa mampu menciptakan koreografi baru yang mencerminkan interpretasi pribadi terhadap nilai-nilai budaya.

Dengan pendekatan Deep Learning, Seni Tari menjadi wahana untuk mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) yang sangat sesuai dengan arah Kurikulum Merdeka.

Komponen Utama Perangkat Ajar Seni Tari Kurikulum Merdeka

Perangkat ajar Deep Learning Seni Tari dalam Kurikulum Merdeka dirancang agar fleksibel dan kontekstual. Guru dapat menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, lingkungan sekolah, dan sumber daya yang tersedia. Adapun komponen utama perangkat ajar meliputi:

  1. Capaian Pembelajaran (CP):
    CP Seni Tari berfokus pada pengembangan apresiasi, pemahaman makna, dan kemampuan mencipta. Setiap fase pembelajaran memiliki target pencapaian yang berbeda, namun tetap mengarah pada kompetensi global dan karakter Pancasila.
  2. Tujuan Pembelajaran (TP):
    Tujuan Pembelajaran disusun berdasarkan alur CP dan dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa. Misalnya, siswa diharapkan mampu menganalisis perbedaan antara tari tradisional dan modern serta mencipta koreografi yang menggabungkan keduanya.
  3. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):
    ATP memberikan panduan langkah-langkah pembelajaran yang progresif dari pemahaman dasar hingga aplikasi kompleks. Dalam Deep Learning, ATP dirancang agar siswa memiliki ruang eksplorasi dan refleksi yang luas.
  4. Modul Ajar:
    Modul ajar berisi aktivitas pembelajaran yang terstruktur. Setiap modul memuat topik tari, sumber belajar, kegiatan praktik, dan asesmen formatif maupun sumatif. Misalnya, topik “Eksplorasi Gerak Tari Daerah Nusantara” menuntun siswa meneliti gerak khas daerah tertentu dan menampilkannya secara kreatif.
  5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD):
    LKPD dalam pembelajaran Seni Tari difokuskan pada aktivitas analisis gerak, refleksi diri, dan penilaian sejawat (peer assessment). Hal ini membantu siswa membangun kesadaran diri dan kolaborasi dalam proses belajar.
  6. Instrumen Asesmen:
    Penilaian dalam Seni Tari menggunakan pendekatan autentik, mencakup performa, portofolio, dan refleksi diri. Guru menilai proses dan hasil belajar dengan mempertimbangkan kreativitas, teknik, dan makna.

Strategi Pembelajaran Deep Learning Seni Tari

Penerapan Deep Learning dalam Seni Tari menuntut guru untuk berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa menemukan makna. Strategi pembelajaran berikut dapat digunakan:

  1. Project-Based Learning (PjBL):
    Siswa mengerjakan proyek tari yang melibatkan riset budaya, observasi, dan penciptaan karya. Misalnya, proyek “Tari Tradisi dalam Kehidupan Modern” yang mengajak siswa menggabungkan elemen lokal dengan gerak kontemporer.
  2. Discovery Learning:
    Siswa menemukan konsep gerak dan ekspresi tari melalui eksperimen dan observasi. Pendekatan ini mendorong rasa ingin tahu dan kemampuan analisis yang tinggi.
  3. Collaborative Learning:
    Melalui kerja kelompok, siswa berlatih menari bersama, mengatur formasi, dan menyatukan ide menjadi karya kolektif. Ini memperkuat kemampuan sosial dan empati.
  4. Reflective Learning:
    Setelah menampilkan tarian, siswa menulis refleksi tentang pengalaman belajar, kesulitan yang dihadapi, serta makna yang diperoleh. Proses reflektif ini merupakan inti dari Deep Learning.
  5. Integrasi Teknologi:
    Guru dapat memanfaatkan media digital seperti video tutorial, aplikasi koreografi, dan rekaman penampilan siswa untuk memperkaya pengalaman belajar.

Keterkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum Merdeka menekankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran Seni Tari berkontribusi langsung terhadap enam dimensi profil tersebut:

  1. Beriman dan Berakhlak Mulia: Menghargai nilai spiritual dan moral dalam karya seni.
  2. Berkebinekaan Global: Memahami keragaman budaya Nusantara dan dunia.
  3. Gotong Royong: Mengembangkan kolaborasi dalam kelompok tari.
  4. Mandiri: Mengasah kepercayaan diri dalam berekspresi dan berkreasi.
  5. Bernalar Kritis: Menganalisis perbedaan gaya dan makna gerak tari.
  6. Kreatif: Menciptakan karya tari inovatif berdasarkan eksplorasi dan refleksi.

Dengan demikian, Deep Learning Seni Tari tidak hanya melatih keterampilan fisik, tetapi juga membentuk karakter utuh peserta didik sesuai visi Kurikulum Merdeka.

Contoh Struktur Perangkat Ajar Deep Learning Seni Tari

Berikut contoh ringkas struktur perangkat ajar yang dapat digunakan guru:

  • Fase: D (SMP)
  • Capaian Pembelajaran: Peserta didik memahami ragam gerak dasar tari daerah dan mampu menampilkan koreografi sederhana.
  • Tujuan Pembelajaran:
    1. Mengidentifikasi pola gerak dasar tari daerah.
    2. Mengaplikasikan teknik tari dalam kelompok.
    3. Menganalisis makna simbolik gerakan.
    4. Menciptakan tarian baru dengan unsur tradisi lokal.
  • Kegiatan Pembelajaran:
    • Mengamati video tari tradisional.
    • Mencatat unsur gerak, ritme, dan pola lantai.
    • Diskusi kelompok untuk menentukan tema tari baru.
    • Latihan dan pertunjukan mini di sekolah.
  • Asesmen: Penilaian performa, jurnal refleksi, dan penilaian sejawat.

Data Ilmiah dan Riset Pendukung

Menurut riset pendidikan seni oleh UNESCO (2023), pendekatan pembelajaran mendalam dalam seni terbukti meningkatkan kemampuan berpikir kritis sebesar 37% dan kreativitas siswa hingga 42% dibanding metode konvensional.

Selain itu, penelitian Kemendikbudristek (2024) menunjukkan bahwa penggunaan perangkat ajar berbasis proyek di bidang seni meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 33%.

Fakta ini menunjukkan bahwa Deep Learning bukan hanya konsep teoritis, tetapi pendekatan berbasis bukti (evidence-based learning) yang efektif dalam membangun kemampuan berpikir reflektif dan ekspresif siswa di bidang Seni Tari.

Implementasi di Sekolah dan Tantangan

Guru seni perlu memahami bahwa penerapan Deep Learning tidak selalu mudah. Beberapa tantangan umum yang dihadapi di sekolah antara lain keterbatasan fasilitas, waktu latihan, serta perbedaan kemampuan siswa. Namun, dengan kreativitas guru, tantangan tersebut dapat diatasi dengan:

  • Menggunakan ruang terbuka sebagai area latihan.
  • Memanfaatkan media digital untuk pembelajaran mandiri.
  • Menjalin kerja sama dengan sanggar tari lokal atau komunitas budaya.
  • Menyusun jadwal latihan kolaboratif lintas kelas.

Strategi ini membuat pembelajaran Seni Tari menjadi hidup dan relevan dengan konteks lingkungan siswa.

Perangkat ajar Deep Learning Seni Tari dalam Kurikulum Merdeka adalah inovasi penting dalam dunia pendidikan seni di Indonesia. Pendekatan ini menekankan pembelajaran yang bermakna, reflektif, dan berorientasi pada karakter.

Melalui struktur perangkat ajar yang terencana, strategi pembelajaran yang kreatif, serta dukungan data ilmiah, guru dapat membimbing siswa untuk memahami seni tari bukan hanya sebagai keterampilan, tetapi sebagai sarana pembentukan jati diri dan nilai kemanusiaan.

Dengan perangkat ajar yang tepat, pembelajaran Seni Tari akan menjadi pengalaman yang inspiratif, menyenangkan, dan mendalam sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang diusung oleh Kurikulum Merdeka.

Pos terkait