sekdik.com – Kurikulum Merdeka membawa paradigma baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Pendekatan yang lebih fleksibel, kontekstual, dan berorientasi pada kompetensi menjadi ciri khasnya.
Salah satu aspek penting dalam implementasi kurikulum ini adalah penggunaan perangkat ajar yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Dalam konteks pembelajaran seni, khususnya Seni Teater, konsep Deep Learning hadir sebagai strategi pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam, refleksi, serta penerapan nyata dari konsep-konsep seni peran di dunia nyata.
Perangkat ajar Deep Learning Seni Teater bukan sekadar kumpulan dokumen pembelajaran, melainkan panduan strategis yang membantu guru mengembangkan kompetensi peserta didik dalam berkarya, berekspresi, dan memahami nilai-nilai kemanusiaan melalui seni pertunjukan.
Download Perangkat Ajar Deep Learning Seni Teater
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Deep Learning Seni Teater berdasarkan kelasnya, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
SD
- Kelas 1 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 2 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 3 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 4 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 5 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 6 ( UNDUH DI SINI )
SMP
- Kelas 7 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 8 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 9 ( UNDUH DI SINI )
SMA
- Kelas 10 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 11 ( UNDUH DI SINI )
- Kelas 12 ( UNDUH DI SINI )
Konsep Dasar Deep Learning dalam Pembelajaran Seni
Deep Learning dalam konteks pendidikan berbeda dengan istilah teknologi kecerdasan buatan. Dalam dunia pedagogi, Deep Learning berarti proses belajar yang menuntun siswa memahami makna mendalam dari materi yang dipelajari, bukan sekadar menghafal.
Menurut penelitian Biggs & Tang (2011), pembelajaran mendalam melibatkan proses analisis, evaluasi, dan sintesis yang membantu siswa mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya.
Dalam Seni Teater, pendekatan Deep Learning memungkinkan siswa tidak hanya memerankan tokoh, tetapi juga memahami karakter, konteks sosial, budaya, serta pesan moral di balik setiap naskah yang mereka pentaskan.
Proses ini sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila, terutama dalam penguatan dimensi kreativitas, gotong royong, dan bernalar kritis.
Tujuan Pembelajaran Seni Teater dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka menempatkan Seni Teater sebagai bagian dari mata pelajaran Seni dan Budaya yang berfokus pada ekspresi diri, apresiasi, dan kreativitas. Tujuan utamanya adalah membentuk siswa yang mampu:
- Mengekspresikan gagasan, perasaan, dan nilai-nilai kehidupan melalui bentuk seni teater.
- Menghargai karya seni teater sebagai cermin budaya dan identitas bangsa.
- Mengembangkan kemampuan kolaborasi dan komunikasi dalam berkarya.
- Menganalisis struktur dramatik, karakter, serta pesan yang terkandung dalam pertunjukan teater.
- Menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan tanggung jawab sosial melalui pengalaman bermain peran.
Dengan demikian, perangkat ajar Deep Learning Seni Teater disusun untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Komponen Utama Perangkat Ajar Deep Learning Seni Teater
Perangkat ajar dalam Kurikulum Merdeka meliputi beberapa elemen utama, yaitu:
- Capaian Pembelajaran (CP)
CP Seni Teater mencakup aspek pemahaman, apresiasi, dan ekspresi. Misalnya, pada fase D (kelas IX SMP), siswa diharapkan mampu mengidentifikasi unsur-unsur pertunjukan teater, mencipta karya sederhana, dan menampilkan hasil karya dengan percaya diri. - Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
ATP disusun secara sistematis dari pemahaman dasar hingga keterampilan tingkat lanjut. Misalnya, dimulai dari mengenal elemen dasar teater seperti naskah, peran, dan blocking, hingga menginterpretasikan karya teater dengan konteks sosial yang relevan. - Modul Ajar (RPP Kurikulum Merdeka)
Modul Ajar dirancang sebagai panduan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Setiap modul mencakup tujuan pembelajaran, kegiatan inti, asesmen formatif dan sumatif, serta diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. - Bahan Ajar dan Media Pembelajaran
Guru dapat memanfaatkan berbagai sumber seperti video pertunjukan, naskah drama klasik dan modern, dokumentasi proses latihan, serta teknologi digital untuk meningkatkan pemahaman siswa. - Asesmen Otentik
Evaluasi dilakukan tidak hanya pada hasil akhir, tetapi juga pada proses. Misalnya, penilaian terhadap keaktifan siswa saat latihan, kemampuan bekerja sama, serta refleksi pribadi setelah pementasan.
Strategi Pembelajaran Berbasis Deep Learning dalam Seni Teater
Pendekatan Deep Learning dalam Seni Teater menekankan pada pembelajaran berbasis proyek dan reflektif. Beberapa strategi yang efektif meliputi:
- Project-Based Learning (PjBL)
Siswa diajak merancang dan menampilkan pertunjukan teater dari awal hingga akhir. Mereka bertanggung jawab atas ide cerita, penulisan naskah, penyutradaraan, tata panggung, hingga publikasi pertunjukan. Proses ini melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). - Experiential Learning
Pembelajaran dilakukan melalui pengalaman langsung, misalnya observasi pementasan teater lokal, kunjungan ke sanggar seni, atau bekerja sama dengan komunitas seni daerah. - Collaborative Learning
Teater menuntut kerja sama tim. Guru mendorong siswa untuk berkolaborasi, saling menghargai peran, dan menyelesaikan konflik secara konstruktif. - Reflective Learning
Setelah pementasan, siswa melakukan refleksi pribadi dan kelompok. Mereka mengevaluasi proses kreatif, tantangan, serta nilai yang diperoleh dari pengalaman tersebut.
Implementasi di Sekolah: Langkah-langkah Praktis
Agar perangkat ajar ini efektif, guru perlu melakukan beberapa langkah implementasi strategis:
- Analisis Kebutuhan dan Konteks Sekolah
Setiap sekolah memiliki sumber daya dan karakteristik berbeda. Guru perlu menyesuaikan perangkat ajar dengan potensi lokal, seperti mengadaptasi cerita rakyat daerah menjadi naskah teater sekolah. - Perencanaan Jadwal dan Evaluasi
Pembelajaran teater membutuhkan waktu yang cukup untuk eksplorasi dan latihan. Guru dapat mengalokasikan beberapa pertemuan untuk setiap tahap: pengenalan, eksplorasi, produksi, dan evaluasi. - Kolaborasi dengan Komunitas Seni
Mengundang pelaku teater profesional atau kelompok seni lokal dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. - Integrasi Teknologi Digital
Platform digital dapat digunakan untuk dokumentasi latihan, pembuatan poster digital, atau publikasi pementasan di media sosial sekolah.
Dampak Pembelajaran Deep Learning terhadap Perkembangan Siswa
Studi pendidikan menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan seni berpengaruh positif terhadap perkembangan kognitif, sosial, dan emosional siswa.
Menurut riset dari Arts Education Partnership (2022), keterlibatan dalam seni pertunjukan meningkatkan kemampuan komunikasi, kepercayaan diri, dan empati siswa.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, Deep Learning Seni Teater membantu siswa:
- Mengembangkan kesadaran budaya dan sosial.
- Melatih kepemimpinan serta tanggung jawab.
- Menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
- Memahami hubungan antara seni dan kehidupan nyata.
Dengan demikian, perangkat ajar ini berperan penting dalam menyiapkan siswa menjadi individu yang mandiri, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Contoh Struktur Modul Ajar Deep Learning Seni Teater
Identitas Modul:
- Mata Pelajaran: Seni Teater
- Fase: D (SMP Kelas IX)
- Tema: Mencipta dan Mementaskan Teater Realis
- Alokasi Waktu: 6 JP
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu memahami unsur dramatik, menulis naskah pendek, berlatih peran, dan menampilkan pertunjukan teater sederhana dengan memperhatikan pesan moral dan nilai budaya.
Kegiatan Pembelajaran:
- Mengamati video pementasan teater tradisional dan modern.
- Berdiskusi tentang unsur-unsur pertunjukan.
- Membentuk kelompok untuk menciptakan naskah orisinal.
- Melakukan latihan peran dan blocking.
- Melakukan pertunjukan di hadapan teman sebaya.
- Refleksi dan penilaian diri terhadap proses berkarya.
Asesmen:
- Observasi keterlibatan siswa dalam proses.
- Penilaian hasil karya (naskah dan pementasan).
- Refleksi individu dan kelompok.
Membangun Karakter dan Kreativitas melalui Teater
Perangkat ajar Deep Learning Seni Teater dalam Kurikulum Merdeka bukan hanya alat bantu pembelajaran, tetapi juga jembatan bagi siswa untuk memahami kehidupan melalui ekspresi seni.
Melalui pendekatan yang mendalam, kolaboratif, dan reflektif, siswa diajak menggali potensi diri sekaligus menumbuhkan nilai kemanusiaan.
Guru berperan sebagai fasilitator yang menuntun proses kreatif siswa agar pembelajaran teater tidak berhenti pada pementasan, melainkan menjadi pengalaman hidup yang berharga.
Dengan integrasi teknologi, kolaborasi, dan pemahaman konteks budaya, pembelajaran seni teater dapat menjadi wadah lahirnya generasi kreatif dan berkarakter sesuai semangat Merdeka Belajar.






