sekdik.com – Makhluk hidup terdiri atas makhluk hidup bersel satu funk selulerp dan “makhluk hidup bersel banyak (multiseluler). Pada makhluk hidup bersel banyak, sel-sel tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi saling menunjang danterkoordinasi membentuk suatu kesatuan yang harmonis. Satu tubuh dari organisme bersel banyak ini tersusun atas beberapa sistem, satu sistem tersusun atas beberapa organ, satu organ tersusun atas beberapa jaringan, dan satu jaringan terbentuk dari kumpulan sel. Di dalam setiap sel yang terdapat bahan-bahan kehidupan, yang disebut protoplama.
Protoplasma adalah plasma yang terkandung di dalam sel, mehputi sitoplasma dan nukleoplasma. Sitoplasma adalah plasma yang terdapat di luar inti sel (nukleus), sedangkan nukleoplasma adalah plasma yang terdapat di dalam nukleus.
Protoplasma merupakan suatu sistem yang kompleks, terutama berupa koloid yang terdiri atas unsur-unsur dan senyawa kimia tertentu. Sifat kimia protoplasma adalah sebagai berikut
Hasil dari reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara senyawa-senyawa inilah yang mengakibatkan adanya gejala-gejala hidup, seperti misalnya: metabolisme, tumbuh, bergerak dan berkembang biak. Salah satu contoh misalnya pernapasan (respirasi), merupakan suatu proses kimia.
Di antara senyawa-senyawa kimia, air merupakan komponen utama (kurang lebih 90%) di dalam protoplasma. Bila semua senyawa kimia protoplasma diurai menjadi unsur-unsurnya, maka unsur-unsur oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen merupakan empat unsur ang utama di dalam protoplasma (kurang lebih 95%).
Secara umum, jenis-jenis unsur dan kadarnya yang terdapat di dalam protoplasma adalah sebagai berikut:
Senyawa-senyawa anorganik yang terdapat dalam protoplasma adalah air, mineral, dan gas.
Diantara senyawa-senyawa kimia, air merupakan komponen utama di dalam protoplasma. Kadar air yang terdapat di dalam protoplasma berbeda-beda, berkisar antara 5 sampai 95 %, tergantung pada tipe selnya.
Fungsi air dalam protoplasma antara lain sebagai berikut:
Mineral terdapat dalam bentuk larutan, baik dalam bentuk senyawa maupun dalam keadaan bebas di dalam protoplasma. Sebagian besar mineral terdapat dalam bentuk ion, baik dalam bentuk kation (ion positif) maupun dalam anion (ion negatif).
Di dalam protoplasma terdapat senyawa anorganik dalam bentuk gas, yaitu:
1. Oksigen (O2)
Di dalam protoplasma selalu terdapat oksigen, hal ini disebabkan karena di dalam protoplasma terjadi proses pernafasan yang membutuhkan oksigen.
2. Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida terdapat di dalam protoplasma, merupakan gas hasil sampingan dari respirasi sel. Pada tumbuhan berklorofil, CO2 diperlukan untuk proses fotosintesis.
3. Amonia (NH3)
Amonia merupakan gas yang dihasilkan dari perombakan asam amino yang sudah tidak diperlukan lagi oleh sel. Amonia yang merupakan racun di dalam tubuh akan diubah menjadi ureum, asam urat atau NH4 OH.
Senyawa-senyawa organik yang terdapat di dalam protoplasma dapat digolongkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu: karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat.
(a) Karbohidrat
Di samping sebagai sumber energi, karbohidrat merupakan sumber penting untuk membentuk senyawa-senyawa organik lainnya. Karbohidrat tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus umum: Cn (H2O)m.
Banyak sekali senyawa yang termasuk ke dalam karbohidrat i ini, dari mulai senyawa yang sederhana (gula) sampai senyawa yang kompleks (misalnya: amilum dan selulosa).
(b) Protein
Selain sebagai sumber energi, protein berfungsi sebagai zat tumbuh, memperbaiki bagian tubuh yang rusak dan sebagai katalisator. Protein tersusun oleh unsur-unsur C, H, O, N, S dan P. Unsur S dan P terdapat pada beberapa macam protein saja. Protein merupakan rantai asam amino yang panjang, puluhan sampai ribuan.
Protein terdapat di dalam protoplasma dalam jenis yang bermacam-macam, di antaranya adalah protein-protein dari golongan profirin, enzim, vitamin, hormon dan antibodi.
(c) Lemak
Lemak merupakan sumber energi cadangan yang penting di dalam protoplasma, selain itu lemak juga berfungsi memberi bentuk tertentu pada organella-organella sel.
Seperti juga karbohidrat, lemak tersusun oleh unsur-unsur C, H dan O, hanya unsur O pada lemak jumlahnya lebih sedikit daripada unsur O pada karbohidrat, sebaliknya unsur H lebih banyak pada lemak. Lemak terdapat dalam protoplasma dalam jenis yang bermacam-macam, seperti misalnya: lilin, pospolipid, glikolipid dan lipoprotein.
(d) Asam Nukleat
Asam nukleat terdapat di dalam inti sel, merupakan komponen penyusun ADN (asam deoksiribonukleat) dan ARN (asam ribonukleat). ADN dan ARN berperan dalam pembentukan protein. Selain itu, ADN berperan sebagai pembawa sifat keturunan.
Baca juga: Teori Penciptaan Khusus (Special Creation)
Reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam protoplasma adalah reaksi enzimatis, yaitu reaksi yang melibatkan peranan enzim sebagai biokatalisator. Enzim umumnya hanya bekerja pada pH (derajat keasaman) tertentu, yaitu sekitar pH 7.
Untuk keperluan itulah maka di dalam protoplasma telah tersedia senyawa-senyawa buffer, yaitu suatu senyawa kimia yang dapat mempertahankan harga pH tertentu. Termasuk ke dalam senyawa buffer (dapar) adalah misalnya: NaHCO3 dan Na2 HPO4
Selain mempunyai pH tertentu, protoplasma juga mempunyai senyawa-senyawa yang pada suasana asam dapat bersifat basa dan dalam suasana basa dapat bersifat asam. Sifat ini dikenal sebagai sifat amfoter. Contoh dari senyawa amfoter adalah albumin.
Ciri utama dari protoplasma adalah merupakan suatu sistem koloid. Air merupakan komponen utama di dalam protoplasma, dan karena air itu suatu pelarut yang baik, maka air yang ada di dalam protoplasma tidak pernah berupa air murni melainkan selalu mengandung zat-zat yang terlarut di dalamnya.
Selain mengandung zat-zat yang larut, protoplasma juga mengandung partikel-partikel bebas yang tidak larut. Air bersama-sama dengan partikel-partikel bebas ini di dalam protoplasma membentuk suatu sistem yang disebut sistem koloid.
Partikel-partikel yang membentuk sistem koloid mempunyai ukuran kira-kira antara 0,001 mikron sampai 0,1 mikron. Partikel yang lebih kecil daripada 0,001 mikron yang merupakan larutan, sedangkan partikel-partikel yang lebih besar daripada 0,1 mikron merupakan suspensi.
Menurut Thomas Graham, protoplasma mempunyau kekentalan (viskositas) yang selalu berubah-ubah, yaitu dari encer (sol) ke kental (gel) dan sebaliknya.
Baca juga: Teori Kosmozoa: Asal-Usul Kehidupan di Bumi
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Itulah yang dapat kami sampaikan mengenai materi biologi Protoplasma sebagai subtansi dasar makhluk hidup, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.