Sindrom Cushing: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Sekdik.com – Sindrom Cushing adalah kelainan endokrin yang disebabkan oleh tingginya kadar hormon kortisol dalam tubuh dalam jangka waktu lama. Kondisi ini dapat terjadi akibat produksi kortisol yang berlebihan oleh kelenjar adrenal atau akibat penggunaan obat steroid dalam dosis tinggi.

Sindrom ini sering dikaitkan dengan berbagai gangguan metabolisme, obesitas, hipertensi, dan perubahan struktur tubuh yang khas. Memahami sindrom Cushing sangat penting karena dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang sindrom Cushing, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga pengobatannya.

Pengertian Sindrom Cushing

Sindrom Cushing adalah kondisi medis yang terjadi akibat kelebihan hormon kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan berperan penting dalam metabolisme, respons stres, dan sistem kekebalan tubuh.

Dalam keadaan normal, kadar kortisol dikendalikan oleh hipotalamus-pituitari-adrenal axis (HPA axis), yaitu sistem regulasi hormonal yang melibatkan otak dan kelenjar adrenal. Namun, gangguan pada sistem ini dapat menyebabkan produksi kortisol yang berlebihan, sehingga memicu sindrom Cushing.

Penyebab Sindrom Cushing

Sindrom Cushing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam tubuh (endogen) maupun akibat faktor eksternal (eksogen).

1. Penyebab Endogen (Dari Dalam Tubuh)

Penyebab sindrom Cushing yang berasal dari dalam tubuh antara lain:

  • Adenoma Hipofisis (Penyakit Cushing) → Tumor jinak pada kelenjar pituitari yang menyebabkan peningkatan produksi hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang pada akhirnya merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan lebih banyak kortisol.
  • Hiperplasia Adrenal → Pertumbuhan berlebihan pada kelenjar adrenal yang meningkatkan produksi kortisol.
  • Adenoma atau Karsinoma Adrenal → Tumor pada kelenjar adrenal yang menyebabkan produksi kortisol yang berlebihan.

2. Penyebab Eksogen (Dari Luar Tubuh)

Faktor eksternal yang dapat menyebabkan sindrom Cushing meliputi:

  • Penggunaan Obat Kortikosteroid Jangka Panjang → Seperti prednison atau deksametason yang sering digunakan untuk mengobati penyakit autoimun dan inflamasi kronis seperti artritis reumatoid atau asma.
  • Terapi Hormon dalam Dosis Tinggi → Pada beberapa kasus terapi hormonal untuk penyakit tertentu, penggunaan kortikosteroid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan sindrom Cushing.

Gejala Sindrom Cushing

Sindrom Cushing memiliki berbagai gejala yang khas dan dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.

1. Gejala Fisik

  • Obesitas Sentral → Lemak berlebih di area perut dan dada, tetapi tangan dan kaki tetap kurus.
  • Moon Face (Wajah Bulat seperti Bulan Purnama) → Akibat penumpukan lemak di wajah.
  • Buffalo Hump → Penumpukan lemak di area punggung atas atau leher bagian belakang.
  • Penipisan Kulit dan Mudah Memar → Kulit menjadi tipis, rapuh, dan mudah mengalami luka atau memar.
  • Striae (Garis-garis Merah atau Ungu di Kulit) → Biasanya muncul di perut, paha, atau lengan akibat peregangan kulit yang berlebihan.

2. Gejala Metabolik dan Kesehatan

  • Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) → Kortisol yang tinggi meningkatkan tekanan darah.
  • Diabetes Melitus Tipe 2 → Peningkatan kadar gula darah akibat resistensi insulin.
  • Gangguan Otot dan Tulang → Osteoporosis dan kelemahan otot akibat pengaruh kortisol terhadap metabolisme kalsium.

3. Gejala Psikologis dan Hormonal

  • Depresi, Kecemasan, dan Insomnia → Gangguan suasana hati yang sering muncul pada penderita sindrom Cushing.
  • Gangguan Menstruasi pada Wanita → Siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau berhenti sama sekali.
  • Penurunan Libido dan Disfungsi Seksual → Pada pria maupun wanita akibat ketidakseimbangan hormon.

Diagnosis Sindrom Cushing

Untuk mendiagnosis sindrom Cushing, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

1. Tes Laboratorium

  • Tes Kortisol dalam Urine 24 Jam → Mengukur kadar kortisol dalam urine yang dikumpulkan selama 24 jam.
  • Tes Deksametason Suppression Test (DST) → Pasien diberikan deksametason untuk melihat apakah produksi kortisol dapat ditekan. Jika tidak, kemungkinan ada sindrom Cushing.
  • Tes Kortisol dalam Air Liur Malam Hari → Kortisol biasanya lebih rendah di malam hari, tetapi pada sindrom Cushing tetap tinggi.

2. Pemeriksaan Pencitraan

  • MRI atau CT Scan Hipofisis → Untuk melihat adanya adenoma hipofisis.
  • CT Scan atau MRI Kelenjar Adrenal → Untuk mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.

Pengobatan Sindrom Cushing

Pengobatan sindrom Cushing tergantung pada penyebabnya dan tingkat keparahan penyakit.

1. Pengobatan dengan Obat-obatan

  • Ketoconazole, Metyrapone, Mitotane → Obat-obatan ini digunakan untuk menekan produksi kortisol dalam tubuh.
  • Pasireotide → Obat yang dapat menghambat produksi ACTH pada adenoma hipofisis.

2. Operasi

  • Pengangkatan Tumor Hipofisis (Transsphenoidal Surgery) → Jika sindrom Cushing disebabkan oleh adenoma hipofisis, maka operasi ini dapat menjadi solusi.
  • Adrenalektomi (Pengangkatan Kelenjar Adrenal) → Jika terdapat tumor di kelenjar adrenal yang menyebabkan produksi kortisol berlebihan.

3. Terapi Radiasi

Jika tumor hipofisis tidak dapat diangkat sepenuhnya melalui operasi, terapi radiasi dapat digunakan untuk mengecilkan tumor dan mengurangi produksi ACTH.

4. Penyesuaian Penggunaan Obat Kortikosteroid

Bagi pasien yang mengalami sindrom Cushing akibat penggunaan kortikosteroid jangka panjang, dokter akan menyesuaikan dosis atau mengganti terapi dengan obat lain.

Komplikasi Sindrom Cushing

Jika tidak ditangani dengan baik, sindrom Cushing dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

  • Penyakit Kardiovaskular → Risiko serangan jantung dan stroke meningkat akibat hipertensi dan resistensi insulin.
  • Diabetes Melitus → Peningkatan kadar gula darah yang sulit dikendalikan.
  • Osteoporosis dan Patah Tulang → Tulang menjadi rapuh akibat efek kortisol terhadap metabolisme kalsium.
  • Gangguan Mental → Depresi, kecemasan, dan gangguan kognitif.

Sindrom Cushing adalah gangguan endokrin yang disebabkan oleh kelebihan hormon kortisol dalam tubuh. Penyakit ini dapat terjadi akibat tumor pada hipofisis atau adrenal, serta akibat penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi.

Gejala khas sindrom Cushing meliputi obesitas sentral, moon face, buffalo hump, tekanan darah tinggi, serta gangguan metabolisme dan psikologis. Diagnosis dilakukan melalui tes laboratorium dan pencitraan medis, sementara pengobatannya tergantung pada penyebabnya, mulai dari obat-obatan, operasi, hingga terapi radiasi.

Penting bagi penderita sindrom Cushing untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat guna mencegah komplikasi serius di masa depan.


Referensi:

  1. Jameson, J. L., & Kasper, D. L. (2021). Harrison’s Endocrinology. McGraw-Hill.
  2. Melmed, S., & Williams, R. H. (2020). Williams Textbook of Endocrinology. Elsevier.
  3. Nieman, L. K. (2019). Cushing’s Syndrome: Update on Diagnosis and Treatment. Endocrine Reviews.

Semoga artikel ini membantu memahami sindrom Cushing lebih dalam!

Gangguan pada Sistem Endokrin lainnya:

More Docs