Sekdik.com – Trakea, atau sering disebut batang tenggorokan, adalah bagian penting dari sistem pernapasan manusia yang berfungsi sebagai saluran udara utama yang menghubungkan laring dengan paru-paru. Organ ini memiliki peran krusial dalam memungkinkan pertukaran udara dari lingkungan luar ke dalam paru-paru, serta membantu menyaring partikel asing agar tidak masuk ke saluran napas bawah.
Sebagai bagian dari sistem respirasi, trakea memiliki struktur yang unik dengan cincin tulang rawan yang menjaga bentuknya agar tetap terbuka selama proses pernapasan. Selain itu, lapisan dalam trakea dilengkapi dengan silia dan lendir yang berfungsi untuk menangkap partikel debu, bakteri, dan zat asing lainnya sebelum mencapai paru-paru.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang trakea (batang tenggorokan) dalam sistem respirasi manusia, mulai dari struktur, fungsi, gangguan yang dapat terjadi, hingga cara menjaga kesehatannya.
Trakea adalah tabung berongga yang merupakan bagian dari saluran pernapasan bawah. Letaknya berada di antara laring (kotak suara) dan bronkus utama yang menuju paru-paru. Organ ini memiliki panjang sekitar 10–12 cm dengan diameter sekitar 2 cm pada orang dewasa.
Secara umum, trakea memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:
Trakea terletak di depan kerongkongan (esofagus) dan memanjang dari laring hingga ke percabangan bronkus. Organ ini berada di tengah rongga dada dan dilindungi oleh jaringan tulang rawan yang fleksibel untuk mencegah trakea tertutup saat tekanan negatif terjadi selama proses inspirasi.
Baca juga: Laring (Kotak Suara) dalam Sistem Respirasi Manusia: Struktur, Fungsi, dan Gangguannya
Trakea memiliki struktur unik yang memungkinkannya menjalankan fungsi dengan optimal. Berikut adalah bagian-bagian penting dari anatomi trakea:
Trakea terdiri dari sekitar 16–20 cincin tulang rawan berbentuk seperti huruf “C” yang memberikan kekuatan dan fleksibilitas. Tulang rawan ini mencegah trakea agar tidak kolaps saat bernapas, tetapi tetap memungkinkan pergerakan esofagus saat menelan makanan.
Lapisan dalam trakea terdiri dari epitel bersilia dan sel goblet yang menghasilkan lendir untuk menangkap partikel asing dan mencegahnya masuk ke paru-paru. Silia pada epitel membantu menggerakkan lendir yang telah menangkap debu atau bakteri ke arah laring untuk dikeluarkan melalui batuk atau refleks menelan.
Di bawah mukosa, terdapat lapisan submukosa yang mengandung pembuluh darah dan kelenjar yang membantu menjaga kelembapan udara yang masuk.
Di bagian belakang trakea terdapat otot trakealis, yaitu otot polos yang membantu mengatur diameter trakea saat bernapas atau batuk. Ketika batuk, otot ini berkontraksi untuk mempersempit lumen trakea dan meningkatkan tekanan udara guna mengeluarkan partikel asing.
Di bagian ujung bawah, trakea bercabang menjadi dua bronkus utama, yaitu:
Bagian percabangan ini disebut karina, yang memiliki banyak ujung saraf sensorik dan sangat sensitif terhadap iritasi. Jika terdapat benda asing yang masuk ke saluran napas, karina akan memicu refleks batuk sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
Baca juga: Organ Faring (Tenggorokan) dalam Sistem Respirasi Manusia
Trakea memiliki beberapa fungsi utama dalam sistem pernapasan, di antaranya:
Trakea berperan sebagai saluran utama yang memungkinkan udara masuk ke paru-paru saat inspirasi dan keluar saat ekspirasi.
Lapisan mukosa trakea mengandung lendir dan silia yang menangkap debu, kuman, serta polutan sebelum mencapai paru-paru. Silia akan menggerakkan partikel tersebut ke atas menuju laring untuk dikeluarkan melalui batuk atau refleks menelan.
Kelenjar lendir dalam trakea membantu menjaga udara tetap lembap, sedangkan aliran darah dalam submukosa membantu menghangatkan udara sebelum mencapai paru-paru.
Ketika ada iritasi dalam saluran napas, trakea akan merespons dengan memicu refleks batuk untuk mengeluarkan zat asing atau lendir yang berlebihan.
Trakea dapat mengalami berbagai gangguan yang menghambat fungsi pernapasan, di antaranya:
Merupakan peradangan pada trakea yang sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gejalanya meliputi batuk kering, sesak napas, dan demam.
Penyempitan trakea akibat jaringan parut, cedera, atau infeksi yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Kondisi langka yang dapat menyebabkan penyumbatan saluran napas dan memerlukan tindakan medis seperti operasi atau terapi radiasi.
Kelemahan atau kelunakan dinding trakea yang menyebabkan kolaps saat bernapas, terutama pada bayi dan anak-anak.
Agar trakea tetap sehat dan berfungsi optimal, beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
Baca juga: Laring (Kotak Suara) dalam Sistem Respirasi Manusia: Struktur, Fungsi, dan Gangguannya
Trakea atau batang tenggorokan adalah bagian penting dari sistem pernapasan manusia yang berfungsi sebagai saluran udara utama menuju paru-paru. Dengan struktur yang terdiri dari cincin tulang rawan, lapisan mukosa bersilia, dan otot trakealis, organ ini memainkan peran vital dalam menyaring udara, menjaga kelembapan, serta melindungi paru-paru dari partikel asing.
Menjaga kesehatan trakea sangat penting untuk memastikan sistem pernapasan bekerja dengan optimal. Dengan menghindari faktor risiko seperti asap rokok dan polusi udara serta menerapkan gaya hidup sehat, kita dapat menjaga fungsi trakea tetap optimal dan mencegah berbagai gangguan pernapasan.
Referensi: